MENJAWAB YAHYA WALONI BENARKAH ALKITAB, KITAB SUCI KRISTEN FIKTIF?.
MENJAWAB YAHYA WALONI
BENARKAH ALKITAB, KITAB
SUCI KRISTEN FIKTIF?.
sebuah Apologetika (Pledoi)
Kristen dari seorang Kristen kacang hijau
* Oleh : Pina Ope
Nope
|
"Kitab Suci Kristen
itu, Fiktip!!!, dari (kisah yang) tidak ada menjadi ada. Fikcies itu adalah
mengada-ada sesuatu yang tidak ada menjadi ada, nah itu berat itu.... Kalau saya
tanya lagi kepada ibu/ bapak, kalau ada empat pemuda bersama seekor anjing
hidup 300 dan 9 tahun??? Apakah ada fakta ilmiah yang bisa membahas itu?. Orang
akan bilang omong kosong, tapi itu fakta... dihitung dari datangnya Nabi
Muhammad jadinya 600 tahun kemudian karena nabi Isa diangkat (ke surga) 35
tahun sebelum Masehi. Nah tiga pemuda ini yang bersama seekor anjing adalah
pendeta-pendeta yahudi yang dikejar oleh Paulus masuk kedalam gua, keluar
mereka lalu muncullah Quran Surah Al Maidah ayat 82, (yang menjelaskan) pendeta-pendeta
nasrani ini yang masuk Is..?Islam.." Ini adalah cuplikan ceramah
ustad Yahya Waloni di sebuah masjid yang viral akhir-akhir ini. (Anda bisa mengikuti
ceramah ini pada kanal You Tube di https://www.youtube.com/watch?v=p7kDqDEWbqA).
Dalam pengamatan saya, jelas bahwa Yahya Waloni ada seorang penceramah pembual
yang tidak ada tandingannya dalam hal membual dan kata-katanya benar-benar
seperti pisau bermata dua.
Bila kita meneliti video yang berdurasi
6 menit ini, mengandung kekeliruan yang luar biasa banyak sehingga menunjukan
kualitas intelektual seorang Yahya Waloni yang sangat payah. Dimulai dengan
mendefinisikan kata “Fiksi” dan kata “Fiktif” secara keliru. Ia mengumpamakan ucapan
Insyaaulloh dan solat sebagai “Fiksi” dan merujuk Alkitab sebagai “Fiktif”. Berikut
menyebut dasar Fiktif dari kata Fikcies dan selanjutnya menyebut Nabi Isa
diangkat ke surga tahun 35 sebelum masehi, tentu ini adalah kekeliruan. Bila Nabi
Isa yang dimaksud Yahya itu adalah Yesus, maka sebenarnya Yesus terangkat ke
surga tahun 33-35 sesudah Masehi bukan 35 tahun sebelum masehi. Jelas bahwa
penanggalan Masehi terhitung “setelah”
kelahiran Yesus (Isa Al Masih) bukan “sebelum”
kelahiran Yesus.
Selanjutnya ia menyebut tentang kisah empat pemuda dan seekor anjing yang
tertidur di gua tetapi kemudian di akhir berubah menjadi tiga pemuda dan seekor
anjing. Lalu satu kekeliruan Yahya yang lucu adalah para pemuda ini adalah
pendeta yang hidup di tahun 300 Masehi dan mereka dikejar untuk dibunuh oleh
Paulus. Lalu mereka bersembunyi di gua dan tertidur selama 309 tahun dan
tersadar pada masa Nabi Muhammad hidup dan masuk Islam. Jelas kebodohan Yahya
Waloni nampak sebab Paulus mati tahun 62 Masehi, bagaiman bisa Paulus mengejar
dan hendak membunuh pemuda-pemuda yang hidup 240 tahun setelah kematian Paulus?.
Sungguh luar biasa pintarnya orang yang mengaku mantan rektor UKI ini.
Dongeng Seven Sleeper of Ephesus
Yahya Waloni sangat yakin pada pemahamannya dan keyakinan
terutama kisah tentang para pemuda yang tertidur selama 309 tahun itu dan jelas
sebab memang benar-benar termuat dalam Al Quran surah Surah Al Kahfi 18 ayat 9-26.
Namun apakah kisah tentang pemuda yang tertidur ini muncul dalam Alkitab?. Kita
semua tahu bahwa kisah ini tidak ada dalam Alkitab. Walaupun disebutkan bahwa
para pemuda ini adalah orang Kristen namun kisah pemuda yang tertidur selama
ratusan tahun itu tidak akan kita temukan dalam Alkitab bahkan satu ayatpun. Lalu
bagaimana kisah ini sebenarnya?.
Legenda pemuda tertidur ini
sebenarnya adalah sebuah kisah dongeng yang sangat populer pada akhir abad
kelima masehi dan dengan cepat dongeng ini menyebar dari Asia hingga ke Eropa. Dongeng ini terkenal dengan nama
"Tujuh Orang Ephesus yang Tertidur" ("Seven Sleepers of
Ephesus"). Para ahli sejarah menduga bahwa dongeng ini ditulis pertama
kali oleh Yakub dari Sarug [450-521], seorang Uskup Syria. Kemudian kisah ini diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gregory dari
Tours (sekitar 538-594), dan diterjemahkan oleh banyak orang yang berbeda-beda dengan
jumlah tahun tertidur dan jumlah pemuda yang bervariasi dari tahun ke tahun
hingga tahun 1200an serta muncul juga dalam beberapa lukisan. Oleh karena ini adalah legenda dan dongeng artinya
bukan peristiwa yang benar-benar terjadi, maka kisah ini tidak pernah ada dalam
Alkitab dan juga tidak pernah diajarkan dalam sekolah minggu atau juga menjadi
bahan khotbah di gereja.
Disebutkan
bahwa menurut
legenda Syria, dikisahkan bahwa pada masa berkuasanya Kaisar Decius (Kaisar Romawi) yang
menindas orang-orang Kristen. Lalu 7 pemuda Kristen dan seekor anjing peliharaan mereka menyelamatkan diri dan
berlindung dalam sebuah gua di daerah pegunungan. Para pengejar akhirnya menemukan tempat persembunyian
mereka lalu menutup rapat lubang gua dengan maksud agar mereka dibiarkan mati
kelaparan. Namun mereka ternyata tertidur dan setelah lama berselang, terbangun dan seorang dari mereka di utus
keluar
untuk membeli bahan makanan. Utusan ini berbelanja menggunakan uang kuno
sehingga membuat orang-orang terheran-heran barulah diketahui bahwa waktu telah berlalu (menurut Versi Yakub dari Sarug dan
James de Voragine adalah 372 tahun) dan ketika masa itu kekristenan telah
menjadi agama resmi di Roma.
Sebenarnya kisah dongeng ini, diduga dihembuskan seorang
Pendeta kristen bernama Stephen dari Ephesus yang menjadi Uskup dengan cara licik merebut kekuasaan setelah menjebloskan uskup
sebelumnya ke penjara. Ia mengarang kisah ini untuk menipu orang-orang. Setelah diketahui
kedoknya, maka dalam konsili Chaledeon di tahun 451 M, legitimasi keuskupannya juga diragukan dan juga mengakibatkan
namanya tidak muncul dalam dokumen resmi.
Namun sebenarnya dongeng-dongeng
semacam ini telah begitu menyebar beratus-ratus tahun sebelum dongeng ini
muncul dalam komunitas Kristen dan telah muncul dalam legenda-legenda “Pagan” atau legenda non Kristen di
Yunani jauh sebelum Yakub dari Sarug membukukannya. Disebutkan bahwa Aristoteles [hidup pada tahun 384 - 322 Sebelum Masehi] telah menuliskan
kisah tentang 9
orang dari Sardinia, kota yang berada di area yang sama dengan Ephesus, di Asia
Kecil/Turki. 9 orang ini tertidur bertahun-tahun
lamanya. Juga kisah serupa pernah ditulis oleh Pliny [hidup tahun 23-79 M] dan Diogenes Laertius [abad ke-3
M] mengutip karya Theopompus [Abad ke-4 SM] yang, berkisah tentang Epimenides
dari Cnossos [abad ke-6 Sebelum Masehi], sewaktu masih anak-anak, diperintahkan ayahnya utk
mencari beberapa domba yang tersesat, lelah karena kepanasan dan berjalan ia
kemudian tertidur di sebuah gua selama 57 tahun. Juga dongeng Aristeas dari Proconnesus dari
akhir abad ke-7 SM, yang dapat tidur panjang hingga usia tuanya (157 tahun s/d
299 tahun).
Jelas bahwa pembaca yang telah membaca
kupasan saya ini dapat menilai dengan akal sehat dari mana dan autentikkah
kisah pemuda tertidur ini?. Apakah kisah ini fakta atau fiktif dan tertuang di Alkitab ataukah Al Quran?. Itulah sebabnya jumlah yang pasti dari
pemuda-pemuda yang tertidur ini tidak jelas seperti yang disebutkan oleh Yahya Waloni. Disebutkan dalam Al Quran surah Al Kahfi [18:22] yang berbunyi : “Nanti (ada
orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat
adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka) adalah lima
orang yang keenam adalah anjing nya", sebagai terkaan terhadap barang yang
gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang
ke delapan adalah anjingnya". Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui
jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali
sedikit". Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal
mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang
mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka”. Referensi : https://tafsirweb.com/4848-surat-al-kahfi-ayat-22.html. Jelas bahwa Al Quran
sendiri tidak secara pasti menyebutkan jumlah yang benar walaupun menurut
tafsir Ibn Kathir jumlah yang benar adalah
7 orang.
Alkitab
berisi kisah Fiktif?
Walaupun secara panjang lebar telah
saya jelaskan mengenai topik yang disandingkan oleh Yahya Waloni tersebut
diatas, namun masih belum menjawab pertanyaan apakah benar Alkitab berisi kisah
Fiktif?. Bertahun-tahun lamanya saya telah berusaha untuk mempelajari tentang
kebenaran Historis dari Alkitab dan
fakta-fakta Historis tidak dapat membantah keautentikan Alkitab. Akhirnya saya
menarik kesimpulan bahwa orang semacam Yahya Waloni yang mengaku dedengkotnya
para kafir dan Pendeta dan juga ustad Sanihu Munir (dalam video yang mengejek Pdt. Esra
Soru https://www.youtube.com/watch?v=RnwSxIH9UaU
) yang menyebut bahwa Alkitab itu palsu dan fiktif itu justru perlu memeriksakan
otaknya ke psikiater.
Saya
mengambil contoh kisah tentang Nabi Elia dan Elisa dalam Alkitab yang ternyata muncul juga dalam Al Quran dengan sebutan Nabi Ilya dan Nabi Ilyasa. Bila Alkitab
itu palsu lalu bagaimana Yahya Waloni dan Sanihu Munir dapat membuktikan bahwa
kedua tokoh ini benar-benar bukan tokoh fiktif atau bukan tokoh rekaan?. Saya menantang
mereka berdua untuk menjawab pertanyaan ini dan saya jamin mereka tidak akan
dapat membuktikan bahwa Ilya dan Ilyasa dalam Al Quran bukan tokoh fiktif atau
tokoh rekaan.
Lalu
bagaimana Alkitab dapat dikonfirmasi dengan fata-fakta Historis eksternal
(bukti-bukti diluar Alkitab) yang mengkoorborasikan tentang ke autentikan
Alkitab sekaligus membuktikan bahwa Elia dan Elisa bukan tokoh rekaan atau
tokoh fiktif?. Terlalu banyak bukti dan saya akan berusaha meringkasnya.
Di dalam Alkitab nama Elia dan Elisa tertera dalam kitab I dan II Raja-Raja yang muncul bersama nama-nama lainnya seperti Mesha raja Moab, Omri dan Ahab. Saya ambil contoh 2 Raja-raja Pasal 3 ayat 4-5 disana disebutkan : “Mesa, raja Moab, adalah seorang peternak domba. Sebagai upeti ia membayar kepada raja Israel seratus ribu anak domba dan bulu dari seratus ribu domba jantan. Tetapi sesudah (Raja) Ahab mati, memberontaklah raja Moab terhadap raja Israel”. Di ayat berikutnya disebutkan bahwa Yoram anak Ahab anak Omri Raja Israel keluar untuk berperang melawan Mesa.
Selanjutnya Yoram bersekutu dengan Yosafat, Raja Yehuda dan raja Edom untuk berperang membantunya. Dalam perjalanan mereka selama 7 hari, mereka kehabisan air sehingga meminta bantuan nabi Elisa (Ilyasa dalam Islam). Nabi Elisa memerintahkan agar mereka membuat parit dan keesokan harinya, pagi-pagi lembah itu dipenuhi oleh air.
Di dalam Alkitab nama Elia dan Elisa tertera dalam kitab I dan II Raja-Raja yang muncul bersama nama-nama lainnya seperti Mesha raja Moab, Omri dan Ahab. Saya ambil contoh 2 Raja-raja Pasal 3 ayat 4-5 disana disebutkan : “Mesa, raja Moab, adalah seorang peternak domba. Sebagai upeti ia membayar kepada raja Israel seratus ribu anak domba dan bulu dari seratus ribu domba jantan. Tetapi sesudah (Raja) Ahab mati, memberontaklah raja Moab terhadap raja Israel”. Di ayat berikutnya disebutkan bahwa Yoram anak Ahab anak Omri Raja Israel keluar untuk berperang melawan Mesa.
Selanjutnya Yoram bersekutu dengan Yosafat, Raja Yehuda dan raja Edom untuk berperang membantunya. Dalam perjalanan mereka selama 7 hari, mereka kehabisan air sehingga meminta bantuan nabi Elisa (Ilyasa dalam Islam). Nabi Elisa memerintahkan agar mereka membuat parit dan keesokan harinya, pagi-pagi lembah itu dipenuhi oleh air.
Selanjutnya adalah peperangan antara Mesa raja Moab
melawan pasukan pasukan Israel yang kemudian memukul kalah orang Moab dan menghancurkan
semua properti mereka. Ketika Mesa, raja Moab melihat peperangan itu berat
baginya, ia berusaha menerobos kepungan namun gagal. Mesa menjadi putus asa
sehingga ia mengambil anak sulungnya dan membunuhnya lalu mempersembahkannya sebagai korban bagi dewa-dewanya diatas tembok. Apakah kisah
ini hanya khayalan atau fakta?. Disinilah Alkitab diuji konten-nya
terlebih lagi kejadian ini telah terjadi beribu-ribu tahun yang lampau terutama
penyebutan nama Elisa (Ilyasa) yang telah membantu dengan mujizat bagi pasukan raja
Israel yang berperang melawan Mesa raja Moab.
Bukti yang menguatkan
Pada tahun 1868 atau + 2.650 tahun sesudah
kejadian ini, seorang suku badui (suku asli di gurun arab) menunjukan kepada
seorang misionaris Jerman, sebuah batu basal. Setelah diteliti ternyata batu
basal ini adalah tugu peringatan yang dibuat oleh Mesha, Raja Moab kala itu.
Dalam tugu peringatan ini Mesa atau Mesha mendeklarasikan bahwa ia berhasil
mengusir para penyerbu dengan mengorbankan putranya sendiri. Mesha mengakui
bahwa Israel telah menaklukan Moab pada jaman raja Omri (ayah Raja Ahab) (Alkitab kitab Raja2 pasal 16:21-28) tetapi Mesa menyatakan bahwa dia memberontak terhadap anak raja Omri. Ternyata kisah
tentang peperangan ini, penyembelihan anak-anak dan juga penyebutan raja Omri
merupakan fakta sejarah bahwa kejadian ini adalah benar-benar terjadi. Tokoh
raja Omri dan Ahab adalah bukan figur hayalan dan Alkitab bukan berisi
kisah-kisah dusta. Juga dalam prasasti ini ia menyebut “alat-alat YHWH”,
salah satu bukti penyebutan tentang nama
Tuhan Israel di luar Alkitab dan jelas bahwa Tuhan sesembahan bangsa Israel
adalah YHWH bukan Allah SWT.
Bukan hanya prasasti Mesha yang menyebut nama Omri.
Dalam prasasti Adadninari (808-783 Sebelum Masehi) juga menyebut Omri Raja
Israel, Prasasti Salmaneser III yang dikenal sebagai “Black Obelisk” (Tugu
Hitam) menyebut tentang pemberian Yehu (Alkitab kitab 2 raja2 pasal 9:1-15) pengganti dinasti Omri, dan
prasasti-prasasti raja Aram maupun raja Asyur disebutkan bahwa kerajaan Israel
utara (Samaria) dinamai Bit-Omri yang artinya Rumah Omri. Baik Mesha, Omri dan
Ahab yang hidup pada jaman Nabi Elia dan Elisa dimana di dalam Alkitab disebutkan bahwa
Nabi Elia sangat menentang semua perbuatan raja Ahab yang jahat dan menyembah berhala karena istrinya (1 Raja2 18:1-46). Jelas bahwa mereka bukan
bukan figur hayalan dan tentu ini membuktikan bahwa kisah dalam Alkitab adalah
benar-benar peristiwa historis dan bukan hasil hayalan orang-orang Kristen
berabad-abad kemudian.
Bukan hanya menyebut tokoh-tokoh Israel, Alkitab
juga menyebut tokoh-tokoh dari luar Israel yang hidup sejaman dengan Nabi Elia
dan Nabi Elisa termasuk Benhadad dan Hazael Raja Aram. Dalam hasil penggalian
arkelogi di bekas kota tua Asirya ditemukan tentang inkripsi dari Raja Syria -
Salmaneser III yang mencatat tentang dua perang besarnya (824 dan 839 Sebelum
Masehi) melawan Benhadad hingga jaman Hazael menjadi Raja atas Aram. Prasasti
itu bertuliskan
“Aku
berperang dengan Ben-hadad. Aku mengalahkannya. Hazael, anak orang tak bernama merebut
tahtanya."--"Dalam tahun ke-18
pemerintahanku untuk ke-16 kalinya aku menyeberangi sungai Efrat. Hazael dari Damaskus mempercayai
kekuatan tentaranya dan menggerakkan mereka dengan kekuatan penuh. Di Senir
(Gunung Hermon), puncak gunung yang di depan Libanon, ia membuat pertahanan.
Aku berperang melawannya; aku mengalahkannya; 600 tentara bersenjatanya aku
bunuh; 1,121 keretanya, 470 kudanya, dengan kemahnya aku rebut
darinya. Untuk menyelamatkan diri, ia mundur; aku mengejarnya; di
Damaskus, kota istananya, aku memenjarakannya. Kebun-kebunnya aku potong habis.
Sejauh pegunungan Hauran aku maju. Tak terhitung kota-kota yang aku hancurkan,
jarah dan bakar dengan api. Jarahan mereka yang tak ternilai aku bawa pergi.
Sejauh pengunungan Baal-Rosh,
yang berujung ke laut (di muara sungai Nahr el-Kelb, Dog River), aku maju.
Patung kerajaanku aku dirikan di sana. Waktu itu aku menerima upeti dari
orang-orang Suriah, Sidon dan dari Yahua (=Yehu) anak Khumri (=Omri)" - Shalmaneser III 842 SM.
Dalam inskripsi prasasti ini membuktikan
beberapa hal yakni tokoh-tokoh ini yang disebutkan dalam Alkitab adalah bukan tokoh
fiktif yaitu : Nama
Benhadad, Hazael Raja Aram yang disebut dalam Alkitab ternyata bukan tokoh
hayalan, Yehu Raja Israel yang disebut dalam Alkitab ternyata bukan tokoh
hayalan, Omri Raja Israel utara di Samaria (Yehu sebagai penerus Omri) yang
disebut dalam Alkitab ternyata bukan tokoh hayalan sehingga jelas bahwa Elia
dan Elisa dalam Alkitab bukan tokoh hayalan.
Bila
merujuk pada Al Quran, maka nama Omri, Ahab, Hazael tidak akan kita temukan
atau memiliki kaitan dengan Ilya maupun Illyasa. Lalu bagaimana membuktikan
bahwa Ilya dan Ilyasa bukan tokoh fiktif bila merujuk pada Quran. Bukan hanya
itu, papirus Mesir yang menunjukan bahwa Sensus pada masa Yesus itu fakta, koin
yang menunjukan bahwa Kirenius adalah raja Libna pada msa Yesus itu fakta,
prasasti Hizkia yang menggali terowongan air, bahtera Nuh di Gunung Ararat dan
lainnya.
Bila
menggunakan parameter yang sama untuk menuding keaslian Alkitab, maka bagaimana
Yahya Waloni dan Sanihu Munir dapat membuktikan bahwa kisah-kisah dalam Quran
itu bukan fiktif?. Saya pribadi sangat merasa kasihan pada umat-umat yang rajin
mendengarkan bualan Yahya Waloni, orang mengaku mantan Rektor. Tidak heran bila
ada Rektor yang kadar intelektualnya payah seperti Yahya Waloni berakhir dengan
buruknya sistim pendidikan.
* Pina Ope Nope adalah penulis buku
“KONFLIK POLITIK di TIMOR tahun 1600-1800”
Jangan percaya ustad mualaf yg sakit hati dan cari sensasi utk mndptkn uang.
BalasHapus3 pemuda di tambah anjing, nama binatang (asu) itu adalah tuanku sang Raja Gila Hormat Yahya Wahloni.. hahahaha.. Ustad sialan sang pembual.. ��������
BalasHapusUSTAD YAHYA WALONI YG BENAR
BalasHapusKalau Kadrun pasti bilangnya begitu karen memang otaknya sudah tidakbisa mencerna jadi tunggu di bodohin dan dibohongi orang lain
Hapus